FILSAFAT KEILMUAN RASIONALISME DAN EMPIRISME
Main Article Content
Abstract
Dalam sejarah filsafat, aliran rasionalisme dan empirisme merupakan dua pandangan utama yang menjelaskan sumber dan validitas pengetahuan manusia. Rasionalisme menegaskan bahwa akal (rasio) adalah sumber utama pengetahuan yang bersifat a priori dan dapat diakses tanpa pengalaman inderawi, sedangkan empirisme menekankan pengalaman inderawi sebagai dasar pengetahuan a posteriori. Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan secara mendalam sumber pengetahuan, validitas kebenaran, tata kerja berpikir, nilai ilmiah, serta kelebihan dan kekurangan kedua aliran tersebut. Metode yang digunakan adalah kajian literatur dan analisis konseptual terhadap pemikiran tokoh-tokoh besar seperti René Descartes, Baruch Spinoza, Gottfried Wilhelm Leibniz dari rasionalisme, serta John Locke, George Berkeley, dan David Hume dari empirisme. Hasil kajian menunjukkan bahwa meskipun rasionalisme dan empirisme memiliki pendekatan berbeda dalam memperoleh dan memvalidasi pengetahuan serta memiliki kekurangan dan kelebihan, keduanya memberikan kontribusi penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern. Rasionalisme memberikan landasan logis dan konsistensi teoritis, sementara empirisme menawarkan metode observasi dan verifikasi yang praktis dan dinamis. Integrasi kedua aliran ini menjadi kunci dalam memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara menyeluruh.