PELESTARIAN TRADISI BAU NYALE SEBAGAI BENTUK KEARIFAN LOKAL DAN IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT SASAK
Main Article Content
Abstract
Tradisi Bau Nyale merupakan salah satu tradisi yang sangat unik dan hanya ada di Nusa Tenggara Barat, khususnya Lombok. Tradisi ini masih terus berkembang hingga sekarang karena masyarakat setempat percaya bahwa cacing laut ini merupan jelmaan dari Putri Mandalika dan mereka juga percaya dengan adanya tradisi ini bisa memberikan kesejahteraan dan juga kemakmuran dalam hidup. Kegiatan ini dilakukan setiap setahun sekali yaitu antara bulan februari dan bulan maret. Tradisi ini merupakan salah satu identitas budaya Indonesia yang berasal dari Lombok. Masyarakat disana sangat menjaga sekali tradisi ini hingga bisa dilestarikan hingga saat ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai sejarah dan asal usul tradisi Bau Nyale dan apa nilai-nilai dan fungsi yang terkandung dalam tradisi tersebut serta bagaimana proses pelaksanaan tradisi ini.
Downloads
Article Details
Section
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
How to Cite
References
Baiq Peber Wanti, dkk. (2023). Pelaksanaan Tradisi Bau Nyale. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar. Vol. (8), No. (2).
Baiq Vira, dkk. (2022). Komunikasi Ritual Pada Tradisi ”Bau Nyale” di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sensio Unram. Vol. (3). 144-170.
Eko Nuari, dkk. Konstruksi Sosial Bau Nyale Pada Masyarakat Lombok. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana.
Fazalani, R. (2018). Tradisi Bau Nyale Terhadap Nilai Multikultural Pada Suku Sasak. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 13(2), 162–171.
I Made Purna. (2018). Bau Nyale, Tradisi Bernilai Multikulturalisme Dan Pluralisme. Jurnal Patanjala. Vol. (10), No. (1).
Muhyidin, M. (2015). Aktivitas Komunikasi Upacara Adat Bau Nyale Suku Sasak di Pulau Lombok.
Nursaptini, N., dkk. (2020). Festival Bau Nyale sebagai pengenalan dan pelestarian budaya. Cakrawala. vol. (9), No. (1), 85–96.
Oktomi Harja, dkk. (2022). Nyale (Cacing Laut) Sebagai Makanan Tradisional Pelestari Budaya Di Nusa Tenggara Barat. Jurnal Ilmiah Hospitality. Vol. (11), No. (2).
Purna, (2018). Bau Nyale: Tradisi Bernilai Multikulturalisme Dan Pluralisme. Patanjala. Vol.(10), No. (1).
Wahidah, B. Y. K. (2019). Mitologi Putri Mandalika Pada Masyarakat Sasak Terkait Dengan Bau Nyale Pada Pesta Rakyat Sebagai Kearifan Lokal Tinjauan Etnolinguistik Tahun 2018. JUPE: Jurnal Pendidikan Mandalika. Vol. (4), No. (5).
Zulhadi Heri. (2018). Penentuan Tanggal Bau Nyale Dalam kalender Rowot Sasak. Jurnal Studi Keislaman. Vol. (4), No. (2). 217-241.