KAJIAN SEMANTIK DALAM PENGGUNAAN BAHASA GAUL DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

Abstract

Kajian semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang menelaah makna dalam bahasa, baik secara leksikal maupun kontekstual. Dalam hubungannya dengan sosial modern, semantik menjadi sangat penting untuk memahami dinamika penggunaan bahasa di era digital, khususnya di media sosial. Bahasa, sebagai alat komunikasi dan identitas sosial, mengalami perkembangan pesat seiring kemajuan teknologi. Salah satu fenomena yang menonjol adalah pergeseran penggunaan Bahasa Indonesia baku ke bahasa gaul, terutama di kalangan generasi muda pengguna Instagram. Pergeseran ini menimbulkan berbagai permasalahan, mulai dari kaburnya makna, pelanggaran kaidah kebahasaan, hingga potensi kesalahpahaman dalam komunikasi sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bentuk-bentuk bahasa gaul dari perspektif semantik, memahami dampaknya terhadap struktur dan makna Bahasa Indonesia, serta menggali bagaimana media sosial membentuk kebiasaan berbahasa generasi muda. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik observasi langsung pada unggahan, caption, dan komentar pengguna muda di Instagram. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 30 data bahasa gaul yang dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu 8 data bentuk ucap lucu (seperti “ngab”, “sabi”, “mantul”, “bucin”, “kepo”, “alay”, “pansos”, “baperan”), 10 data bentuk singkatan (seperti “LDR”, “GWS”, “OTW” , “KZL”), 7 kata dipendekkan (misal “mager”, “curhat”, “selow”), dan 5 kata bentuk interjeksi (seperti “ciee”, “anjay”, “kece”). Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa penggunaan bahasa gaul di Instagram memperkaya variasi bahasa, namun juga menyebabkan pergeseran makna dan struktur Bahasa Indonesia yang baku, sehingga diperlukan kesadaran semantik agar generasi muda tetap mampu beradaptasi tanpa mengabaikan norma kebahasaan yang telah diwariskan.