Abstract
Penelitian ini didasari oleh tingginya tingkat kecemasan yang dialami pasien saat menghadapi fase pra-operatif. Kecemasan pre-operasi dapat berdampak negatif pada stabilitas fisiologis, proses anestesi, dan pemulihan pascaoperasi. Salah satu intervensi non-farmakologis yang potensial dalam mengatasi kecemasan adalah terapi dzikir, yakni praktik spiritual yang berakar dari nilai-nilai keislaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara sistematis efektivitas terapi dzikir dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien pre-operasi. Metode yang digunakan adalah systematic literature review dari 14 artikel yang dipublikasikan pada rentang tahun 2015–2025, diperoleh melalui pencarian pada database Google Scholar dan Semantic Scholar. Hasil studi menunjukkan bahwa terapi dzikir secara konsisten menurunkan kecemasan pada berbagai jenis pasien pre-operasi, baik bedah mayor, sectio caesarea, hingga kanker. Intervensi ini terbukti aman, murah, mudah diterapkan, dan relevan secara spiritual dan budaya, terutama di Indonesia. Kombinasi dzikir dengan metode lain seperti aromaterapi atau teknik genggam jari juga memperkuat efektivitasnya. Kesimpulannya, terapi dzikir merupakan intervensi non-farmakologis yang efektif dan layak diintegrasikan dalam pelayanan keperawatan klinis berbasis nilai spiritual.