PENGARUH TERAPI OKUPASI TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT BAKTI TIMAH PANGKALPINANG TAHUN 2024

Abstract

          Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang terjadi akibat pembentukan trombus di suatu arteri serebrum akibat embolus mengalir ke otak di tubuh atau pendarahan otak. Menurut Survei Kesehatan Indonesia dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (SKI, 2023), penderita stroke pada tahun 2023 dari hasil diagnosis penduduk umur ≥ 15 tahun di Indonesia yaitu 8,7%. Salah satu penatalaksanaan dalam membantu meningkatkan fungsi performa dalam beraktivitas dan kemandirian pasien stroke adalah melalui Terapi Okupasi (TO). Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan bantuan software statistic IBM SPSS 27. Adapun sampel pada penelitian ini berjumlah 18 orang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t berpasangan (paired sample t-) yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan terapi okupasi terhadap kekuatan otot pada pasien stroke di RS. Bakti Timah Pangkalpinang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) < 0.05 pada uji-t berpasangan, yang berarti terdapat hubungan signifikan antara variabel sebelum dan setelah perlakuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan pada perkembangan otot pasien stroke sebelum dilakukannya terapi okupasi dengan pasien stroke setelah dilakukannya terapi okupasi di RS Bakti Timah Pangkalpinang.

          Stroke is a sudden loss of brain function that occurs due to the formation of a thrombus in a cerebral artery due to an embolus flowing to the brain in the body or a brain hemorrhage. According to the Indonesia Health Survey from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (SKI, 2023), stroke sufferers in 2023 from the diagnosis results of the population aged ≥ 15 years in Indonesia are 8.7%. One of the managements in helping to improve the performance function and independence of stroke patients is through Occupational Therapy (TO). This study uses quantitative research with the help of IBM SPSS 27 statistical software. The sample in this study is 18 people. The data analysis technique used in this study is a paired sample t-test which aims to find out how the effect before and after occupational therapy on muscle strength in stroke patients in hospitals. Bakti Timah Pangkalpinang. The results show that the value of Sig. (2-tailed) < 0.05 on the paired t-test, which means there was a significant relationship between the variables before and after the treatment. So, it can be concluded that there is a significant positive relationship on the muscle development of stroke patients before occupational therapy and stroke patients after occupational therapy at Bakti Timah Pangkalpinang Hospital.