Ketika Hadis Dijadikan Alat : Telaah Gender Atas Kasus Pelecehan Di Transportasi Publik
Main Article Content
Abstract
Artikel ini mengkaji penggunaan hadis dalam kasus pelecehan seksual di transportasi publik dari perspektif gender dan hermeneutika kritis. Penulis menunjukkan bagaimana hadis sering disalahgunakan untuk menyalahkan korban, alih-alih mengecam pelaku. Kajian ini menyoroti pentingnya penafsiran kontekstual dan berkeadilan gender atas hadis-hadis yang terkait dengan aurat, ruang publik, dan relasi laki-laki-perempuan. Melalui pendekatan maqashid syariah dan feminist hermeneutics, hadis dapat ditafsirkan ulang untuk membela korban, bukan menghakiminya. Artikel ini menyoroti upaya institusional seperti Transjakarta dan Komnas Perempuan dalam mencegah kekerasan serta implikasi sosial-budaya dari narasi keagamaan.